Senin, 24 Maret 2014




 Sensor Thermal

                                                      Pengertian

 Sensor Thermal Array TPA 81 adalah sensor yang membaca radiasi panas. Sensor ini digunakan untuk mendeteksi infra merah pada panjang gelombang 2µM – 22µM, yang merupakan panjang gelombang dari radiasi panas. Sensor ini memiliki 8 buah sensor panas yang tersusun dalam satu baris. TPA 81 dapat mengukur suhu pada 8 titik yang berdekatan secara bersamaan dan dapat mendeteksi api lilin pada jarak 2 meter dengan tidak terpengaruh oleh cahaya luar. Secara keseluruhan, TPA 81 memiliki range horisontal sebesar 41° dan range vertikal sebesar 6°. Sensor ini dapat mendeteksi api lilin dari jarak sekitar 2 meter. Data yang dihasilkan dari sensor thermal array berupa data biner 8 bit dari masing-masing pixel sensor yang merupakan data suhu yang terukur. Misalkan pada salah satu sensor mendeteksi suhu sebesar 48°C, maka data yang dihasilkan pada sensor tersebut adalah 48 (30H). Sensor thermal array memiliki 10 register yang dapat diakses dengan menggunakan protokol I2C. Data suhu dari tiap-tiap pixel sensor terdapat pada register-register berikut ini.

Contoh : bimetal,termistor,termokopel,RTD,photo transistor,photo dioda

Contoh Aplikasi :
 Bimetal terdiri dari dua lapisan logam (metal) yang memiliki koefisien pengembangan sangat berbeda. Pada suhu kamar (normal) keduanya memiliki panjang sama. Jika bimetal suhunya naik akan membengkok kearah lapisan dengan koefisien pengembangan lebih kecil dan jika didinginkan akan membengkok kearah yang koefisien pengembangannya lebih besar,
Pada salah satu ujungnya (A) bimetal di keling (direvet) pada bagian logam yang terimbas panas dari heater atau tahanan yang merubah energi listrik menjadi energi panas (pada seterika listrik atau pemanas dispenser. Jika suhu naik ujung yang lain dari bimetal (B) akan membengkok kearah lapisan logam dengan koefisein muai (pengembangan) lebih kesil.
Pada ujung B terdapat titik pengumpil yang berguna untuk mengangkat terminal bebas (C) dari sekaklar listrik yang pada suhu normal terhubung dengan terminal (D) sekaklar yang dapat mengatur "kelekatannya" terhadap terminal C (Biasanya dengan sebuah baut pengatur yang dihubungkan dengan knop/piringan yang diberi skala pengatur).
Pada suhu tertentu ujung B akan mengangkat terminal D sehingga skaklar terbuka dan menyebabkan aliran listrik pada pemanas terputus.
Untuk menghindari timbulnya bunga api dan agar terminal skaklar tak mudah hangus/terbakar, terminal skaklar harus dibuat dari logam yang tak mudah teroksidasi dan tahan panas (sejenis platina) dan ada mekanik yang mengatur agar skalkar terbuka secara mendadak/kejut (tak berangsur).
Termostat pada kulkas dad AC banyak yang menggunakan tabung udara dan lempeng logam anti karat yang lebih peka terhadap perubahan suhu, bahkan kini banyak yang menggunakan dioda serta perangkat skaklar elektronik. Dioda yang sangat kecil ini ditempelkan pada bagian pendinginan, atau bagian expanser.
  
Ide Pengembangan  Sensor Thermal:

 Alat Pendeteksi Kelayakan Makanan Dalam Mulut Menggunakan Smartphone
Latar Belakang munculnya ide ini sebenarnya karena masih banyaknya kasus - kasus masa depan Burny mulut dalam masyarakat sekitar kita yang memberi dampak merusak kesehatan lidah kita tersendiri.
Apakah itu makanan panggang lezat, masih terlalu panas untuk dimakan? untuk mengetahui makanan layak dimakan atau belum layaka dimakan kita gunakan.
 "Alat Pendeteksi kelayakan Makanan Dalam Mulut mengunakan Smartphone" 
Cara penggunaan ? Mudah dengan menggunakan Smartphone dan arahkan pada makanan atau minuman, dan itu akan menampilkan tingkat panas di layar. Di dalam Smartphone sensor inframerah thermal harus mengambil menebak dari itu dan membantu untuk menghindari kasus-kasus masa depan Burny mulut selain keamanan makanan ringan, perangkat ini juga dimaksudkan sebagai sensor kehadiran umum.



Jumat, 07 Maret 2014

Penerapan Teknologi Tranducer 



Sistem Kunci Rumah Otomatis dengan Menggunakan Teknologi WSN dan Android Smartphone


1. Tipe /Jenis Tranducer

    yaitu dari sensor sentuh/tekanan menjadi listrik dengan kemungkinan bisa jarak dekat bisa jarak jauh(dikendalikan remot)



2. Cara Kerjanya

    Menggunakan teknologi WSN yang secara otomatis akan ada pemberitahuan kepada sang pemilik rumah jika ada seseorang yang ingin berbuat jahat dengan merusak kunci rumah.
    Sedangkan Teknologi Wireless Sensor Network  atau jaringan sensor nirkabel sendiri adalah kumpulan sejumlah node yang diatur dalam sebuah jaringan kerjasama [1]. Setiap node memiliki kemampuan pemrosesan (satu atau lebih mikrokontroler, CPU atau chip DSP), mungkin berisi beberapa jenis memori (memori untuk program, data dan flash), memiliki transceiver RF (biasanya dengan single omni- antena directional), memiliki sumber daya (misalnya baterai dan sel surya), serta mengakomodasi berbagai sensor dan aktuator. Node berkomunikasi secara nirkabel dan bisa mengorganisir diri setelah digunakan dalam ad hoc fashion. Sistem dengan 1000 atau bahkan 10.000 node telah diantisipasi. Sistem tersebut dapat merevolusi cara kita hidup dan bekerja [2]

3. Bentuk Aplikasi
    Bentuk aplikasi dengan teknologi ini yaitu sederhana saja bisa terapkan pada gerbang pintu rumah dengan menggunakan remot pengendalian jarak jauh ,yang remotenya sendiri sudah disetting sedemikian rupa yang terhubung(menggunakan wireless) atau dengan menggunakan android smartphone. dengan sensor yang melekat pada gerbang rumah sehingga pemilik rumah bisa membuka dan menutup rumah dengan jarak jauh

4. Bentuk Pengembangannya
    Bentuk pengembangannya  sendiri yaitu bisa diterapkan di alat fingerprint yang ada di sekolah-sekolah atau universitas dsb yang menggunakan sistem jarak dekat dan sebelumnya harus membuat database diserver cara kerjanya dengan menaruh sidik ibu jari pada fingerprint yang secara otomatis terhubung dengan server dan akan mengasih tanda hadir/absen.


Pengertian Tranduser

thermistor
 1) Pengertian Tranduser

Transduser berasal dari kata “traducere” dalam bahasa Latin yang berarti mengubah. Sehingga transduser dapat didefinisikan sebagai suatu peranti yang dapat mengubah suatu energi ke bentuk energi yang lain. Bagian masukan dari transduser disebut “sensor ”, karena bagian ini dapat mengindera suatu kuantitas fisik tertentu dan mengubahnya menjadi bentuk energi yang lain.
Dari sisi pola aktivasinya, transduser dapat dibagi menjadi dua,yaitu:
a. Transduser pasif
yaitu transduser yang dapat bekerja bila mendapat energi tambahan dari luar.
b. Transduser aktif
yaitu transduser yang bekerja tanpa tambahan energi dari luar, tetapi menggunakan energi yang akan diubah itu sendiri.

Untuk jenis transduser pertama,contohnya adalah thermistor. Untuk mengubah energi panas menjadi energi listrik yaitu tegangan listrik, maka thermistor harus dialiri arus listrik. Ketika hambatan thermistor berubah karena pengaruh panas, maka tegangan listrik dari thermistor juga berubah. Adapun contoh untuk transduser jenis yang kedua adalah termokopel. Ketika menerima panas, termokopel langsung menghasilkan tegangan listrik tanpa membutuhkan energi dari luar.


2) Pemilihan Transduser
Pemilihan suatu transduser sangat tergantung kepada kebutuhan pemakai dan lingkungan di sekitar pemakaian. Untuk itu dalam memilih transduser perlu diperhatikan beberapa hal di bawah ini:
1. Kekuatan, maksudnya ketahanan atau proteksi pada beban lebih.
2. Linieritas, yaitu kemampuan untuk menghasilkan karakteristik masukan-keluaran yang linier.
3. Stabilitas tinggi, yaitu kesalahan pengukuran yang kecil dan tidak begitu banyak terpengaruh oleh faktor-faktor lingkungan.
4. Tanggapan dinamik yang baik, yaitu keluaran segera mengikuti masukan dengan bentuk dan besar yang sama.
5. Repeatability : yaitu kemampuan untuk menghasilkan kembali keluaran yang sama ketika digunakan untuk mengukur besaran yang sama, dalam kondisi lingkungan yang sama.
6. Harga. Meskipun faktor ini tidak terkait dengan karakteristik transduser sebelumnya, tetapi dalam penerapan secara nyata seringkali menjadi kendala serius, sehingga perlu juga dipertimbangkan. Diantara beberapa karakteristik transduser di atas, akan dibahas lebih mendalam tentang linieritas.
3) Linieritas Transduser
Linieritas adalah suatu sifat yang penting dalam suatu transduser. Bila suatu transduser adalah linier, maka bila masukan menjadi dua kali lipat, maka keluaran – misalnya – menjadi dua kali lipat juga. Hal ini tentu akan mempermudah dalam memahami dan memanfaatkan transduser tersebut. Ketidaklinieran setidaknya dapat dibagi menjadi dua, yaitu ketidak-linieran yang diketahui dan yang tidak diketahui. Ketidaklinieran yang tidak diketahui tentu sangat menyulitkan, karena hubungan masukan – keluaran tidak diketahui. Seandainya transduser semacam ini dipakai sebagai alat ukur, ketika masukan menjadi dua kali lipat, maka keluarannya menjadi dua kali lipat atau tiga kali lipat, atau yang lain, tidak diketahui. Sehingga untuk transduser semacam ini, perlu dilakukan penelitian tersendiri untuk mendapatkan hubungan masukan–keluaran, sebelum memanfaatkannya. Adapun untuk ketidaklinieran yang diketahui, maka transduser yang memiliki watak semacam ini masih dapat dimanfaatkan dengan menghindari ketidaklinierannya atau dengan melakukan beberapa transformasi pada rumus-rumus yang menghubungkan masukan dengan keluaran. Contoh ketidaklinieran yang diketahui
misalnya: daerah mati (dead zone), saturasi (saturation), logaritmis, kuadratis dan sebagainya. Perinciannya adalah sebagai berikut:
1. Daerah mati (dead zone) artinya adalah ketika telah diberikan masukan, keluaran belum ada. Baru setelah melewati nilai ambang tertentu, ada keluaran yang proporsional terhadap
masukan.
2. Saturasi maksudnya adalah, ketika masukan dibesarkan sampai nilai tertentu, keluaran tidak bertambah besar, tetapi hanya menunjukkan nilai yang tetap. Masukan keluaran nilai ambang
3. Logaritmis, maksudnya adalah – sesuai dengan namanya – bila masukan bertambah besar secara linier, keluarannya bertambah besar secara logaritmis. Masukan keluaran
10      1
100    2
1000  3
4. Kudratis, maksudnya adalah – sesuai dengan namanya – bila masukan bertambah besar secara linier, keluarannya bertambah besar secara kuadratis Masukan keluaran
1 1
2 4
3 9
Pada kondisi riil, transduser yang linier dalam jangkau yang luas sangat jarang ditemui. Bahkan banyak transduser yang memiliki sifat tidak linier yang merupakan gabungan dari beberapa sifat
tidak linier. Oleh karena itu, perlu kiat-kiat yang tepat untuk memanfaatkan fenomena tersebut.